Kumitra Dorong UMKM Indonesia Naik Kelas dan Terintegrasi Rantai Pasok

Jumat, 10 Oktober 2025 | 12:57:49 WIB
Kumitra Dorong UMKM Indonesia Naik Kelas dan Terintegrasi Rantai Pasok

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam ekonomi nasional, Kementerian UMKM meluncurkan program strategis bernama Kemudahan Usaha Mikro untuk Bermitra (Kumitra).

Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, memperluas peluang bisnis mereka, dan mengintegrasikan UMKM ke dalam rantai pasok formal, baik di tingkat nasional maupun global.

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa selama ini banyak pelaku usaha mikro menghadapi kesulitan berkembang karena minimnya akses pasar. Dengan hadirnya Kumitra, diharapkan hambatan tersebut dapat teratasi sehingga UMKM bisa lebih produktif dan memiliki kepastian bisnis.

“Hasil evaluasi kami menunjukkan bahwa salah satu hambatan utama usaha mikro adalah minimnya dukungan pasar. Kumitra hadir untuk menjawab tantangan itu,” kata Maman dalam peluncuran Kumitra di Sukabumi, Kamis.

Program ini menjadi jembatan strategis bagi UMKM untuk berkolaborasi dengan perusahaan besar, sehingga rantai pasok nasional menjadi lebih kuat dan terintegrasi. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, sejak 2022 hingga 2024 tercatat sebanyak 2.546 kesepakatan kemitraan antara perusahaan besar dan UMKM dengan nilai mencapai Rp15,9 triliun. Kemitraan ini melibatkan 725 perusahaan besar dan 1.505 pelaku UMKM dari berbagai sektor.

Maman menekankan bahwa potensi UMKM di Indonesia sangat besar. Dengan lebih dari 64 juta pelaku usaha mikro, peluang untuk memperkuat kemitraan dengan perusahaan besar masih sangat luas. Program Kumitra hadir untuk memastikan bahwa peluang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Selain memperkuat rantai pasok, Kumitra juga memiliki orientasi pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Maman menegaskan, sebagian besar pelaku usaha mikro adalah ibu rumah tangga, sehingga perhatian khusus diberikan untuk mendukung mereka agar bisa berkembang. Hal ini sejalan dengan amanat Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan inklusivitas ekonomi.

Dalam kesempatan peluncuran program, Menteri UMKM bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, melepas ekspor perdana opak singkong produksi PT Gemilang Agro Inovasi. Produk ini merupakan kreasi dari penyandang disabilitas di Sukabumi, yang berhasil diekspor ke Brunei Darussalam sebanyak 28.800 pack dengan nilai sekitar 18 ribu dolar AS atau sekitar Rp284,4 juta.

Langkah ini menjadi bukti konkret bahwa program Kumitra tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi UMKM, tetapi juga membuka peluang ekspor bagi usaha mikro yang dikelola kelompok rentan. Maman menambahkan, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Kemitraan ini bukan sekadar hubungan bisnis, tetapi juga upaya memperkuat daya saing UMKM agar mampu bersaing di pasar global,” jelas Maman.

Program Kumitra juga menjadi jawaban atas kebutuhan integrasi UMKM ke dalam rantai pasok nasional, yang selama ini terfragmentasi. Dengan adanya program ini, pelaku usaha mikro memiliki akses lebih mudah untuk memasok produk mereka ke perusahaan besar, sehingga distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien.

Secara keseluruhan, Kumitra menawarkan tiga manfaat utama bagi UMKM: pertama, meningkatkan kapasitas usaha melalui pelatihan dan pendampingan; kedua, memperluas pasar melalui kemitraan dengan perusahaan besar; dan ketiga, meningkatkan peluang ekspor melalui dukungan logistik dan promosi produk.

Menteri UMKM menegaskan bahwa pemerintah akan terus memonitor implementasi program ini agar setiap UMKM yang terlibat dapat merasakan manfaat nyata. “Kami ingin memastikan bahwa setiap pelaku usaha mikro tidak hanya bertahan, tetapi bisa berkembang dan naik kelas,” ujar Maman.

Dengan adanya program Kumitra, pemerintah berharap tercipta ekosistem usaha mikro yang lebih kuat, inklusif, dan mampu bersaing secara nasional maupun internasional. Program ini juga menjadi bagian dari strategi besar untuk memperkuat ekonomi nasional melalui pemberdayaan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Terkini